Ministry of Zero

Bunga-bunga Gladiol di kebunku sedang bermekaran.
Dalam perjalanan menuju rumah pensiun ibuku,
aku memotong tiga batang gladiol yang panjang dan membungkusnya dalam kain lembab dan selembar kertas parafin.
Bunga-bunga berwarna ungu itu akan menjadi sebuah karangan bunga yang cantik sebagai penghias kamarnya.

Sesampainya di rumah pensiun Ibu, aku berjalan melewati lobi dan menuju ruangan Ibu di Sayap G.
Tiba-tiba aku berhenti, berbalik, dan memasuki ruangan lain menuju ke unit perawatan.

Aku tidak tahu mengapa aku berputar haluan dan aku juga tidak tahu mengapa di pusat perawatan aku minta ditunjukkan ruangan Mrs. Farmer.
Aku hanya tahu bahwa Mrs. Farmer adalah seorang perempuan tua yang duduk tepat di depanku di gereja pada suatu hari Minggu pagi, mengenakan topi berwarna cerah di atas rambut putihnya.
Aku tidak pernah bertemu dengannya selama berbulan-bulan,
dan aku tidak tahu ia sedang sakit.

Pintu kamar Mrs. Farmer terbuka.
Ia terbaring di tempat tidur, wajahnya menghadap ke jendela, matanya terpejam.
Lengannya yang kurus kering terulur di ata seprai tempat tidurnya.

Mrs. Farmer membuka matanya dan menoleh.
Ia tidak begitu terkejut melihatku.

"Oh, terima kasih kamu telah mengingat hari ulang tahunku," katanya.
Kemudian ia memandang karangan bunga gladiol dan berkata lagi, "Hanya itulah yang aku minta."

Kuletakkan karangan bunga itu dalam sebuah vas di samping tempat tidurnyadan pelan-pelan meninggalkannya.
Aku berjalan menyusuri aula dengan perasaan bercampur aduk antara ucapan syukur dan ketakjuban.

(Shirley Wilcox)

"Dorongan hati yang tiba-tiba untuk pergi ke kiri ketika kita ingin ke kanan bisa jadi karena ditarik oleh doa yang dipanjatkan orang lain."