Alkisah ada seorang pengembara yang memulai perjalanan dalam pencariannya untuk mendapatkan kedamaian, kegembiraan, dan cinta.
Pengembara itu melewati jalan yang panjang dan melelahkan.
Perlahan tapi pasti, langkah muda yang penuh semangat, menjadi pelan dan berat.
Jalan yang dilalui sang pengembara tidaklah penuh dengan kegembiraan.
Ia harus melewati wilayah peperangan, kesakitan, perselisihan, penolakan, dan perpecahan.
Negeri yang sepertinya makin dipenuhi dengan orang-orang yang terasuki keyakinan.
Semakin mereka berperang, semakin mereka harus bertahan dan menyerang sesamanya.
Kerinduan mereka akan kedamaian menyebabkan mereka untuk berperang.
Kerinduan mereka akan cinta menyebabkan mereka membangun tembok-tembok ketidakpercayaan di sekitar mereka.
Kerinduan mereka untuk hidup menyebabkan mereka berjalan lebih jauh ke dalam kematian.
Suatu hari pada pagi yang indah, pengembara melihat sebuah pondokan yang menarik perhatiannya.
Tempat itu berada d pinggir jalan besar.
Ada sesuatu dari tempat itu yang menarik perhatian pengembara tersebut,
tempat itu seakan memiliki sesuatu yang menghidupkan dari dalamnya.
Keingintahuan menyebabkan pengembara itu masuk ke dalam,
dan di dalam ia temukan sebuah toko kecil.
Di balik meja counter berdirilah seorang pramuniaga,
ia tidak bisa menduga berapa umurnya,
bahkan juga sulit menentukan apakah ia pria atau wanita.
Ada rasa tentang kehampaan waktu yang dirasakan di sana.
"Apa yang Anda inginkan?" tanya penjaga toko dengan ramah.
"Persediaan apa yang Anda punyai?" tanya pengembara.
"Oh, kami memiliki semua yang Anda rindukan dalam hidup," jawabnya.
"Katakan saja apa yang menjadi hasrat paling besar di dalam hidup Anda."
Pengembara menjadi kesulitan untuk memulai dari mana;
banyak hal yang melintas di dalam pikirannya.
"Saya ingin kedamaian -- di keluarga saya, tanah kelahiran saya, dan di seluruh dunia."
"Saya ingin membuat sesuatu yang baik dalam hidup."
"Saya ingin bagi orang-orang yang sakit menjadi sembuh dan bagi orang-orang kesepian untuk memperoleh teman."
"Saya ingin bagi orang-orang yang kelaparan untuk mendapat makan yang cukup."
"Saya ingin setiap anak yang terlahir di dunia ini boleh mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan."
"Saya ingin semua orang hidup dalam kedamaian."
"Saya ingin dunia ini menjadi kerajaan cinta."
Ia berhenti sebentar sambil memeriksa daftar belanjaannya.
Perlahan sang penjaga toko menyela.
"Maafkan saya," katanya lirih.
"Saya harusnya menjelaskan, kami tidak menyediakan buah di sini;
hanya bibitnya saja."
__________
Kisah dari One Hundred Wisdom Stories from around the World ini menceritakan tentang seorang yang menginginkan sedemikian banyak hal untuk tercipta di dunia.
Begitu banyak dan begitu merindukan.
Sayangnya sang penjaga toko pun hanya bisa menyediakan bibit, bukan buah.
Apa maksudnya?
Kalau disebut sekarang ini, manusia sering memiliki mental instan;
hanya ingin cepat jadi tanpa proses yang bertele-tele.
Sadarkan diri kita bahwa bukan berarti dengan memohon lalu semuanya terjadi;
dengan berdoa lalu semuanya tercipta.
Kita diberikan "bibit" untuk memulai,
yang menanam, yang merawat, dan yang akhirnya akan menuai buahnya juga kita sendiri.
Kita tidak diberikan "buah" untuk harapan kita,
tapi hanya sekedar "bibit" untuk kita tanam dan kita kembangkan.
Kita memohon untuk "bibit" dan kita mengurusnya;
kita juga yang akhirnya akan menikmati hasilnya toh? =)
"I will not die an unlived life....
I choose to risk my significance;
to live so that which comes to me as seed goes to the next as blossom and that which comes to me as blossom, goes on as fruit."
(Dawna Markova)
I choose to risk my significance;
to live so that which comes to me as seed goes to the next as blossom and that which comes to me as blossom, goes on as fruit."
(Dawna Markova)
And here I give you one of my favorite song,
one song that can touch our hearts...
+Lyrics of the day+
Heal the world
Make it a better place
For you and for me and the entire human race
There are people dying
If you care enough for the living
Make a better place for
You and for me
(Heal the World by Michael Jackson)
0 issues:
Post a Comment