Wednesday, October 01, 2008

‡ Do We Live for Ourselves? ‡


5 Years Old

"Tania tuh cantik yah? Kalau rambutnya dipanjangkan pasti akan lebih cantik," komentar bibi Tania ketika di tengah pesta ulang tahunnya yang kelima.

"Benarkah?" Tania tersipu dan memaksa ibunya untuk membiarkannya memanjangkan rambutnya.


8 Years Old
"Tania akan tampak lebih manis kalau rambutnya dipotong pendek loh...," kata gurunya pelan setelah pelajaran selesai.

"Benarkah?" Tania menimbang-nimbang dan hari itu ia merajuk, meminta ibunya membawanya ke salon untuk memotong rambut yang sudah dipanjangkannya selama tiga tahun.


10 Years Old
"Tania pernah berpikir untuk mengenakan kacamata tidak?" tanya salah satu teman sekelasnya. "Kau akan tampak seperti anak yang pintar dengan kacamata."

"Benarkah?" Tania mencoba berkaca dan membayangkan dirinya dengan kacamata sebelum ia mengajak ibunya ke toko kacamata dan membelikan sebuah kacamata gaya.


12 Years Old
"Aku baru melihat-lihat majalah ini, Tania," tutur sepupunya. "Lihat, jaket ini bagus sekali. Kau tidak mau mencoba mengenakannya? Pasti cocok untukmu..."

"Benarkah?" Tania melihat majalah tersebut dan akhirnya membeli jaket yang dimaksud sepupunya hari itu juga dengan mengajak ibunya ke mall.


15 Years Old
"Bagaimana kalau kita mencoba jalan-jalan ke sana, Tania? Kita pasti kelihatan seperti murid bergengsi jika berbelanja di sana," ajak teman SMA nya.

"Benarkah?" Tania meminta uang saku pada orang tuanya dan menghabiskan waktu seharian di pusat perbelanjaan yang mahal dengan ditemani teman-temannya.


16 Years Old
"Cowok itu pasti cocok untukmu. Dia tampan, kaya, dan juga cerdas. Tidak ada yang lebih cocok dengannya selain kamu, Tania," bisik teman baik Tania di sebuah pesta.

"Benarkah?" Tania pun berkenalan dengan pemuda yang dimaksud dan beberapa bulan setelahnya, keduanya menjadi sepasang kekasih.


17 Years Old
"Kamu masih betah dengan pacarmu yang sekarang? Aku akan mencoba mencari pasangan lain kalau aku menjadi kamu, Tania," kata salah satu temannya ketika mereka berkumpul bersama.

"Benarkah?" Tania mengerutkan dahi dan hari itu ia memutuskan kekasihnya yang ia kenal tahun lalu.


18 Years Old
"Duh, membosankan sekali kuliah hari ini. Bagaimana kalau kita bolos saja, Tania? Akan lebih menyenangkan mencoba rokok yang dimaksud pacarku...," bujuk teman Tania yang dikenalnya di universitas.

"Benarkah?" Tania mengikuti teman barunya dan mencoba rokok yang belum pernah ia coba sebelumnya.


20 Years Old
"Tania, Ibu mau bicara denganmu," kata ibu Tania suatu malam setelah Tania kembali dari sebuah pesta tengah malam.

"Nanti saja," Tania bergumam. "Aku lelah."

"Tania, 20 tahun hidupmu ini kamu anggap apa?" ibunya mulai gusar. "Kamu ingin apa selalu Ibu biarkan; Ibu berikan kebebasan tidak berarti kamu bisa seenaknya, Tania!"

"Bawel ah," Tania menaiki tangga, menuju ke kamarnya.

"Kalau sekarang kamu hanya mendengarkan teman-temanmu, kenapa kamu tidak keluar dari rumah ini saja dan tinggal bersama mereka?!" teriak ibunya.

"Kalau memang itu yang Ibu mau, aku akan keluar!" Tania membanting pintu kamarnya, meninggalkan ibunya terisak-isak.


21 Years Old
"Tania, kudengar kamu drop out dari universitas ya? Jangan sedih, kamu kan bisa langsung mencari pekerjaan," hibur salah satu temannya yang juga di drop out dari dunia perkuliahan tahun lalu.

"Benarkah?" Tania mulai ragu.

Hidupnya mulai semakin membingungkan,
ia keluar dari rumahnya tahun lalu dan tinggal berpindah-pindah di rumah teman-temannya,
ia menggunakan uang yang diberikan orang tuanya untuk biaya kuliah sembarangan,
dan sekarang ia di drop out,
dengan pikiran tidak bisa menemukan pekerjaan dan takut tidak punya masa depan lagi...

+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-

Itu cuman cerita singkat yang asal kubuat,
tapi gk berarti itu gk ada makna yang ingin kusampaikan.

Gw setuju dengan pribadi terbuka yang mau menerima saran dan masukan dari orang lain,
barangkali itu semua bisa membawa kita ke perubahan yang lebih baik.

TAPI...

Kita lah yang menjalani hidup kita,
tidak berarti apa yang orang lain katakan itu pasti benar,
tidak berarti kita harus menuruti apa yang mereka katakan pada mereka,
tidak berarti hidup kita harus mengikuti apa yang mereka harapkan dari kita.

Seorang teman gw mengatakan sesuatu ke gw,
"Toh hidup, hidup lo.
Yang ngejalanin entar juga lo kan?"

Simple tapi benar2 mengena ke gw yang lagi memikirkan sebuah masalah,
dan gw rasa itu benar apa adanya buat kita semua,
yang mungkin pernah mengalami masalah seperti yang gw tuturkan di cerita di atas,
walau tentunya gk sama dan kita gk sadar...

tapi apakah kadang kita mengakui kalau kita ternyata tanpa sadar terarah ke ucapan orang lain,
berperilaku seperti yang diharapkan orang lain,
bertutur kata seperti yang diinginkan orang lain,
berpakaian seperti yang diminta orang lain,
dan akhirnya kita bahkan gk mengenali diri kita yang asli tuh bagaimana?


Just my opinion... =)


+Lyrics of the day+
We got a little world of our own
I'll tell you things that no one else knows
I let you in where no-one else goes
What am I doing without you
And all of the things I've been looking for
Have always been here outside of my door
And all of the time I'm looking for something new
What am I doing without you
(World of Our Own by Westlife)

0 issues: