Sang domba yang berwajah manis adalah domba yang sangat cengeng.
"Bagaimana ini, benda yang kucari tidak ketemu."
Sang domba pun menjadi sedih.
"Mbek, mbek," dia menangis.
Dan air matanya menjadi banjir.
Burung nuri bertandang ke rumah sang domba.
"Hai domba, hai domba, ayo bersemangatlah,"
sang nuri hinggap di jendela dan meletakkan bunga di botol kecil dekat jendela.
Sang domba yang cengeng hari ini pun dia menangis dan air matanya menjadi banjir.
Waktu sang kelinci yang berada di luar jendela mencoba membuka pintu...
Wah, wah, betapa terkejutnya dia saat dihanyutkan oleh airmata bah yang deras.
"Hai domba, hai domba, ayo bersemangatlah,"
dia pun meletakkan boneka beruang rajutan di atas kursi.
Sang domba yang cengeng selalu saja menangis dan air matanya selalu membanjir.
Setiap hari berbagai macam tamu mendatanginya (dan setiap kali, air matanya selalu meluap).
Tangisan sang domba yang tak kunjung mereda membuat yang lainnya ikut bersedih.
"Ingin lekas melihat wajah manis sang domba ya...
Ingin lihat."
Sang domba yang sedang menangis, "Mbek, mbek..."
Saat sadar, dia melihat kamarnya yang penuh gemerlap.
"Apa ini?"
Itu cahaya gemerlapan dari penggambaran perasaan yang lembut...
Perasaan yang lembut dari semuanya.
Perlahan, perasaannya pun mulai terbuka.
Sang domba pun mulai melewati hari-harinya dengan penuh keceriaan.
Aku harus segera mengucapkan "terima kasih" pada semuanya, pikirnya.
Sang domba yang memberi salam pada mereka dengan senyumannya,
mengucapkan, "Terima kasih, terima kasih kalian semua, terima kasih."
Melihat wajah tersenyum sang domba,
semuanya pun menjadi senang.
Sekeliling menjadi begitu bersinar.
"Menyenangkan ya, menyenangkan.
Cantik ya."
"Ini semua berkat kalian semua,"
Sang domba hari ini pun menampakkan wajah senyumnya.
"Kalau begitu, mulai hari ini, ayo kita temukan lebih banyak lagi kemilauan yang indah seperti ini!"
diambil dari sebuah manga berjudul Tears of Sheep (Hitsuji no Namida),
karya Hidaka Banri,
volume 7 sebagai volume terakhir.
Sebenarnya berupa buku cerita bergambar,
tapi gw rasa kalian bisa menangkap maksud dari cerita singkat nan sederhana ini kan?
Gw pernah merasakan posisi sang domba yang kesedihan,
di mana gw dulu, yah istilahnya, kurang bersahabat (gk tau d skrg gw bersahabat atau enggak),
lebih cuek dan lebih asal2an.
Seiring waktu gw bertemu dengan banyak orang,
beragam kepribadian yang menarik dan unik;
gk ush muluk2 lah...
Di BiNus ajah nih,
walau gw baru start kuliah hari Rabu nanti,
gw dah menemukan banyak banget pribadi yang harus gw hadapi dengan berbagai hal.
Dari temen sekelas yang senang bercanda biasa mpe temen yang bercandanya bikin kesel,
dari temen yang lemot sampai yang pinter banget,
dari senior yang ramah banget mpe senior yang seru diajak berantem (brantem bcanda lah y...),
sampai beragam hal yang gw ketahui satu per satu,
yang dulu gw gk ngerti apa-apa,
sekarang akhirnya bisa ikut berbicara.
Bagi gw yang dulu seperti posisi sang domba,
mereka semua,
keluarga gw,
temen2 gw dari SMP mpe SMA,
termasuk tentunya temen2 gw di BiNus dan para senior,
(kenal dari mana? Himsisfo lah y...
Mau kenal mereka?
Join forum Himsisfo Maya donk... Hehe.
Terbuka bagi semuanya kok.. ^^)
mereka semua itu bagai kemilau di hidup gw,
masing2 berbeda kadar kilauannya mungkin,
tapi secercah kemilau itu berarti loh dalam gelapnya malam,
so gw cuma pengen bilang hal yang gk akan pernah bosan gw ucapkan:
karya Hidaka Banri,
volume 7 sebagai volume terakhir.
Sebenarnya berupa buku cerita bergambar,
tapi gw rasa kalian bisa menangkap maksud dari cerita singkat nan sederhana ini kan?
Gw pernah merasakan posisi sang domba yang kesedihan,
di mana gw dulu, yah istilahnya, kurang bersahabat (gk tau d skrg gw bersahabat atau enggak),
lebih cuek dan lebih asal2an.
Seiring waktu gw bertemu dengan banyak orang,
beragam kepribadian yang menarik dan unik;
gk ush muluk2 lah...
Di BiNus ajah nih,
walau gw baru start kuliah hari Rabu nanti,
gw dah menemukan banyak banget pribadi yang harus gw hadapi dengan berbagai hal.
Dari temen sekelas yang senang bercanda biasa mpe temen yang bercandanya bikin kesel,
dari temen yang lemot sampai yang pinter banget,
dari senior yang ramah banget mpe senior yang seru diajak berantem (brantem bcanda lah y...),
sampai beragam hal yang gw ketahui satu per satu,
yang dulu gw gk ngerti apa-apa,
sekarang akhirnya bisa ikut berbicara.
Bagi gw yang dulu seperti posisi sang domba,
mereka semua,
keluarga gw,
temen2 gw dari SMP mpe SMA,
termasuk tentunya temen2 gw di BiNus dan para senior,
(kenal dari mana? Himsisfo lah y...
Mau kenal mereka?
Join forum Himsisfo Maya donk... Hehe.
Terbuka bagi semuanya kok.. ^^)
mereka semua itu bagai kemilau di hidup gw,
masing2 berbeda kadar kilauannya mungkin,
tapi secercah kemilau itu berarti loh dalam gelapnya malam,
so gw cuma pengen bilang hal yang gk akan pernah bosan gw ucapkan:
Thanks.
Nah, apakah kalian menyadari kemilau itu dan mensyukurinya? =)
+Lyrics of the day+
I want to shine on you
And always like that dazzling sun
I will defend you, from all the darkness,
This is the truth from my heart
(Shine by L'Arc~en~Ciel)
4 issues:
Hue? mwanya jadi domba manis.. eswete.. wkwkwk..
btw, sapa tuh yg seru diajak berantem? =P
kmrn diem aj? ckckck.. banyak nunduknya =P
lucu khan jd domba manis?? hihihi.
sirik ajah nih 1.. Xp
yg seru diajak brantem?
ada d....
oh klo cc cio sih bukan seru diajak brantem,
bisa diikutin numpang pulang.. gyahaha.
hikz... udh abis tnaganya siang2 berbawel ria, dr jam 1 uy..
udh gituh laper..
lagian sayah khan pemalu.. gyahahaha. XP
Wogh,, Pemalu,, Alibo mu Ditolak.. Wkwkwk.. Kuliah yang bner.. =P
*alibi.. salah tulis.. WKwkwk..
(penting gk sih)
Post a Comment