Mantan Ibu Guru yang kelelahan itu beringsut-ingsut menuju ke antrian di Kmart.
Kaki kirinya terasa sakit dan ia berharap telah meminum semua pilnya untuk hari itu:
yang satu untuk tekanan darah tinggi, yang lain untuk pusing-pusing, dan yang lainnya untuk penyakit lain lagi.
Syukurlah aku telah pensiun bertahun-tahun lampau,
katanya kepada diri sendiri.
Masih kuatkah aku bila harus mengajar anak-anak zaman sekarang?
Begitu tiba pada antrian, ia melihat seorang pria muda dengan empat orang anak dan seorang istri atau pacar yang sedang hamil tiba tepat bersamaan dengannya.
Mantan guru itu tidak bisa melepaskan pandangannya dari tato pada leher sang pria muda.
Pasti ia pernah dipenjara,
pikirnya.
Ia terus memperhatikan penampilan lelaki itu.
T-shirt putihnya,
rambut yang dicukur pendek,
dan celana baggy yang dikenakannya membuat wanita itu samapi pada kesimpuan,
Ia pasti anggota gang.
Sang matan guru mencoba membiarkan pria muda itu mengambil tempat di depan.
"Silahkan Anda lebih dulu," kata wanita itu.
"Tidak, Anda yang lebih dahulu," balas lelaki itu.
"Tidak, Anda tidak sendirian," sahut sang mantan guru.
"Kami harus hormat kepada yang lebih tua," tegas lelaki itu.
Dan bersamaan dengan itu, dengan gerak tangannya ia menyilahkan sang wanita mengambil tempat di depan.
Seulas senyum tergurat pada bibirnya ketika sang mantan guru lewat di depan lelaki itu.
Tetapi sebagai orang berjiwa guru, ia tidak dapat melewatkan kejadian istimewa ini sehingga ia berpaing ke belakang dan bertanya,
"Anda sopan sekali.
Siapa yang mengajarkannya kepada Anda?"
"Tentu saja Anda, Ibu Simpson,
waktu saya masih kelas tiga."
(Paul Karrer)
__________
Kisah yang kembali gw ambil dari Chicken Soup for the Unsinkable Soul ini singkat dan pastinya mudah dimengerti;
tidak jarang malah mungkin memang terjadi di kehidupan kita.
Pelajaran apa yang bisa gw petik dari cerita ini?
First of all, don't judge the book from the cover.
Klise memang tapi menurut gw quote itu benar apa adanya;
apa yang tampak dari luar tak berarti selalu sama dengan apa yang ada di dalam.
Sesempurna apapun penampilan seseorang tidak menjamin kebaikan hati yang tulus dari orang itu,
seberantakan dan seburuk apapun fisik seseorang tidak berarti ia lebih rendah dari mereka yang fisiknya lebih sempurna.
Istilahnya inner beauty itu penting lah,
walau harus diakui sekarang manusia mementingkan sepaket kecantikan alias outer & inner beauty.
Second thing, apa yang kau ajarkan dan kau lakukan punya pengaruh,
entah sekecil apapun dan apapun hal itu,
kau tidak akan tahu pengaruhnya kepada orang lain.
Sang mantan guru mungkin tidak akan pernah berpikir benar-benar akan ada murid yang dulu pernah diajarnya masih mengingatnya dan mempraktekkan apa yang diajarkannya dengan sungguh-sungguh;
ia mungkin bangga sekaligus terkejut dengan keadaan tersebut,
apalagi perasaan malu mungkin berkecamuk karena ia sempat mengira yang buruk tentang muridnya tersebut.
Inilah yang perlu kita ingat:
jangan mencap seseorang buruk dan negatif sebelum mengetahui kebenaran,
apalagi kalau ternyata kita sendiri tidaklah berbeda dari orang tersebut;
jangan berpikir seolah kau yang paling sempurna,
masih ada yang lebih baik daripada Anda.
tidak jarang malah mungkin memang terjadi di kehidupan kita.
Pelajaran apa yang bisa gw petik dari cerita ini?
First of all, don't judge the book from the cover.
Klise memang tapi menurut gw quote itu benar apa adanya;
apa yang tampak dari luar tak berarti selalu sama dengan apa yang ada di dalam.
Sesempurna apapun penampilan seseorang tidak menjamin kebaikan hati yang tulus dari orang itu,
seberantakan dan seburuk apapun fisik seseorang tidak berarti ia lebih rendah dari mereka yang fisiknya lebih sempurna.
Istilahnya inner beauty itu penting lah,
walau harus diakui sekarang manusia mementingkan sepaket kecantikan alias outer & inner beauty.
Second thing, apa yang kau ajarkan dan kau lakukan punya pengaruh,
entah sekecil apapun dan apapun hal itu,
kau tidak akan tahu pengaruhnya kepada orang lain.
Sang mantan guru mungkin tidak akan pernah berpikir benar-benar akan ada murid yang dulu pernah diajarnya masih mengingatnya dan mempraktekkan apa yang diajarkannya dengan sungguh-sungguh;
ia mungkin bangga sekaligus terkejut dengan keadaan tersebut,
apalagi perasaan malu mungkin berkecamuk karena ia sempat mengira yang buruk tentang muridnya tersebut.
Inilah yang perlu kita ingat:
jangan mencap seseorang buruk dan negatif sebelum mengetahui kebenaran,
apalagi kalau ternyata kita sendiri tidaklah berbeda dari orang tersebut;
jangan berpikir seolah kau yang paling sempurna,
masih ada yang lebih baik daripada Anda.
Good manners can replace morals.
It may be years before anyone knows if what you are doing is right.
But if what you are doing is nice,
it will be immediately evident.
(P.J. O'Rourke)
It may be years before anyone knows if what you are doing is right.
But if what you are doing is nice,
it will be immediately evident.
(P.J. O'Rourke)
+Lyrics of the day+
Somewhere beyond the skin, somewhere deep within
We may find that love is there to test us, yeah
But we’ve got to have the nerve to give it all it deserves
And maybe we’ll find something precious
Yeah, ‘cause you can’t judge a book by it’s cover
Only time it’s gonna show, only time will let us know
‘Cause you can’t judge a book by it’s cover
And you can’t judge a book by it’s lover
We’ve got to search each other’s minds
We’ve got to read between the lines
Oh, take a different look
And make our hearts an open book
Oh, you can’t judge a book by it’s cover
No, no, no, no
And you can’t judge a book by it’s lover
(You Can't Judge the Book by Its Cover by Stevie Wonder)
0 issues:
Post a Comment