Wednesday, November 19, 2008

‡ A Butterfly Love Story ‡


Di sebuah kota kecil yang tenang & indah,
ada sepasang pria & wanita yang saling mencintai.

Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung,
bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja.

Setiap orang yang bertemu dengan mereka tidak bisa tidak akan menghantar dengan pandangan kagum & doa bahagia.
Mereka saling mengasihi satu sama lain.

Namun pada suatu hari,
malang sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan.
Ia berbaring di atas ranjang pasien beberapa malam tidak sadarkan diri di rumah sakit.

Siang hari, sang wanita menjaga di depan ranjang dan dengan tiada henti memanggil-manggil kekasih yg tidak sadar sedikit pun.
Malamnya, ia ke gereja kecil di kota tersebut dan tak lupa berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya selamat.
Air matanya sendiri hampir kering karena menangis sepanjang hari.

Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur seperti dulu,
sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat pasi dan lesu tidak terkira,
namun ia tetap dengan susah payah bertahan,
dan akhirnya pada suatu hari Tuhan terharu oleh keadaan wanita yg setia dan teguh itu,
lalu Ia memutuskan memberikan kepada wanita itu sebuah pengecualian pada dirinya.

Tuhan bertanya kepadanya,
"Apakah kamu benar-benar bersedia menggunakan nyawamu sendiri untuk menukarnya?"

Si wanita tanpa ragu sedikit pun menjawab,
"Ya."

Tuhan berkata,
"Baiklah. Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali,
namun kamu harus berjanji menjelma menjadi kupu-kupu selama 3 thn.
Pertukaran seperti ini apakah kamu juga bersedia?"

Si wanita terharu setelah mendengarnya dan, dengan jawaban yang pasti, menjawab,
"Saya bersedia!"

Hari telah terang.
Si wanita telah menjadi seekor kupu-kupu yg indah.
Ia mohon diri pada Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit.

Hasilnya, lelaki itu benar-benar telah siuman,
bahkan ia sedang berbicara dengan seorang dokter.

Namun sayang, ia tidak dapat mendengarnya,
sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu.
Dengan disekati oleh kaca,
ia hanya bisa memandang dari jauh kekasihnya sendiri.

Beberapa hari kemudian,
sang lelaki telah sembuh.
Namun ia sama sekali tidak bahagia.

Ia mencari keberadaan sang wanita pada setiap orang yang lewat,
namun tidak ada yang tahu sebenarnya sang wanita telah pergi ke mana.

Sang lelaki sepanjang hari tidak makan dan istirahat, terus mencari.
Ia begitu rindu kepadanya,
begitu inginnya bertemu dengan sang kekasih,
namun sang wanita yang telah berubah menjadi kupu-kupu bukankah setiap saat selalu berputar di sampingnya?

Hanya saja ia tidak bisa berteriak,
tidak bisa memeluk.
Ia hanya bisa memandangnya secara diam-diam.

Musim panas telah berakhir.
Angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan.

Kupu2 mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut,
lalu terakhir kali ia terbang dan hinggap di atas bahu sang lelaki.

Ia bermaksud menggunakan sayapnya yang kecil dan halus membelai wajahnya,
menggunakan mulutnya yang kecil dan lembut mencium keningnya.

Namun tubuhnya yg kecil dan lemah benar-benar tidak boleh diketahui olehnya;
sebuah gelombang suara tangisan yang sedih hanya dapat didengar oleh kupu-kupu itu sendiri,
dan mau tidak mau dengan berat hati ia meninggalkan kekasihnya,
terbang ke arah yang jauh dengan membawa harapan.

Dalam sekejap telah tiba musim semi yang kedua.
Sang kupu-kupu dengan tidak sabarnya segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama ditinggalkannya.

Namun di samping bayangan yang tak asing lagi,
ternyata telah berdiri seorang wanita cantik.

Dalam sekilas itu, sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa.
Ia benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya sendiri.
Lebih tidak percaya lagi dengan omongan yg dibicarakan banyak orang.

Orang-orang selalu menceritakan ketika hari Natal,
betapa parah sakit sang lelaki,
melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu.
Bahkan melukiskan betapa sudah sewajarnya percintaan mereka,
dan tentu saja juga melukiskan bahwa sang lelaki sudah bahagia seperti dulu kala.

Sang kupu-kupu sangat sedih.

Beberapa hari berikutnya,
ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa wanita itu ke gunung,
memandang matahari terbit,
menghantar matahari senja di pesisir pantai.

Segala yg pernah dimilikinya dahulu dalam sekejap tokoh utamanya telah berganti menjadi seorang wanita lain,
sedangkan ia sendiri selain kadangkala bisa hinggap di atas bahunya,
namun tidak dapat berbuat apa-apa.

Musim panas tahun ini sangat panjang.
Sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan tersiksa,
dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk mendekati kekasihnya sendiri.

Bisikan suara antara ia dengan wanita itu,
ia dan suara tawa bahagianya sudah cukup membuat hembusan napas dirinya berakhir.

Karenanya sebelum musim panas berakhir,
sang kupu-kupu telah terbang berlalu.

Bunga bersemi dan layu.

Bunga layu dan bersemi lagi.

Bagi seekor kupu-kupu,
waktu seolah-olah hanya menandakan semua ini.

Musim panas pada tahun ketiga,
sang kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri.

Sang lelaki bekas kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si wanita,
mencium lembut wajah wanitanya sendiri;
sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu yang hancur hatinya,
apalagi mengingat masa lalu.

Tiga tahun perjanjian Tuhan dengan sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir.

Dan pada saat hari yang terakhir,
kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan dengan wanita itu.

Dalam kapel kecil telah dipenuhi orang-orang.
Sang kupu-kupu secara diam-diam masuk ke dalam dan hinggap perlahan di atas pundak Tuhan.

Ia mendengarkan sang kekasih yang berada di bawah,
berikrar di hadapan Tuhan, dgn mengatakan,
"Saya bersedia menikah dengannya!"

Ia memandangi sang kekasih memakaikan cincin ke tangan wanita itu,
kemudian memandangi mereka berciuman dengan mesranya.
Lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu.

Dengan pedih hati, Tuhan menarik napas,
"Apakah kamu menyesal?"

Sang kupu-kupu mengeringkan air matanya,
"Tidak."

Tuhan lalu berkata disertai seberkas kegembiraan,
"Besok kamu sudah dapat kembali menjadi dirimu sendiri".

Sang kupu-kupu menggeleng-gelengkan kepalanya,
"Biarkanlah aku menjadi kupu-kupu seumur hidup."


Ada beberapa kehilangan merupakan takdir.
Ada beberapa pertemuan adalah yang tidak akan berakhir selamanya.
Mencintai seseorang tidak mesti harus memiliki,
namun memiliki seseorang maka harus baik-baik mencintainya.

__________

Satu lagi cerita yang gw post;
diambil dari gemintang.com.

Kali ini adalah sebuah kisah tentang cinta di antara sepasang kekasih;
pengorbanan yang dilakukan seorang gadis bagi pria yang dicintainya.

Membaca cerita di atas,
siapakah yang sebenarnya bersalah di antara pasangan tersebut?
Sang pria? Atau sang wanita?

Gw gk mampu menyalahkan keduanya ketika kita memandang dari dua sudut pandang yang berbeda.

Bagi sang wanita,
ia mengorbankan apa yang bisa ia lakukan demi orang yang ia cintai;
apa yang ia lakukan menunjukkan ketulusan cintanya.

Sakit hati yang ia rasakan tentunya tidak terelakkan,
tetapi ia melihat pria yang dicintainya berbahagia dengan orang lain,
maka ia tidak berpikir bahwa ia perlu mengganggu kebahagiaan pria itu dengan muncul kembali dalam kehidupannya.

Bagi sang pria,
ia sampai jatuh sakit karena demikian merindukan wanita tersebut,
tapi apa daya tiada kabar apapun tentang hilangnya wanita yang sangat ia cintai.

Terus berlarut-larut dalam kesedihan,
dan ketika muncul seseorang yang begitu hangat hadir di kehidupannya dan menolongnya keluar dari kesedihan,
tak jarang kita berpikir bahwa orang itulah yang dikirimkan Tuhan untuk menolong kita.

Ia mencari jalan untuk tetap bahagia,
tidak melarutkan diri dalam kesedihan dan tetap hidup mencari kebahagiaan;
walau siapa yang tahu apa yang dipikirkan dalam hatinya.

Lantas sikap bagaimana yang baik?
What do you think?


+Lyrics of the day+
Somehow I know I will find a way
To a brighter day in the sun
Somewhere I know that he awaits for me
Someday soon he'll see I'm the one

I won't give up on this feeling
And nothing could keep me away

I know what's real cannot be denied
Although it may hide for a while
With just one touch love can conquere fears
Turning all your tears into smiles

It's such a wounderous feeling
I know that my heart can't be wrong

Love can make miracles, Change everything
Lift ya from the darkness and make your heart sing
Love is forever, When you fall
It's the greatest power of all

Cause I still believe in destiny That you and I were meant to be
I still wish on the stars as they fall from above
Cause I still believe, Believe in love

Yes, I still believe, Believe in love
Still believe in love
I still believe, Believe in love
(I Still Believe by Hayden Panettiere)

1 issues:

Carter Bing Andika said...

Lakukan dan berikanlah yang terbaik selama kita bisa.. jangan pernah ucapkan selamat tinggal jika kita tidak ingin meninggalkannya.. cintailah orang yang kita sayang dengan sepenuh hati.. :)