Banyak orang sok bijak yang bilang kalo hidup tuh kayak sebuah olimpiade besar di mana lo dan semua orang lain yang berasa ikutan bernapas di dunia ini adalah peserta lomba-lombanya.
It’s all about winning, and losing.
Intinya lo harus ngerahin segala daya, upaya, keringat, air mata, jiwa, raga serta apa pun yang lo punya (atau orang lain punya) untuk menangin pertandingan!
What’s the use of being a loser anyway, right?
Dari namanya aja udah kedengeran gak enak, ya kan?
L-o-s-e-r.
Wouldn't want that ugly word to be stamped upon your forehead, right?
Eh tapi ya, kalo dipikir-pikir lagi, sebenernya,
apa sih winning itu?
Apa sih losing itu?
Apa winning harus selalu dapet trophy dan dielu-elukan banyak orang,
dan losing harus selalu berarti duduk di pojokan, kalah, sambil diejek-ejek sejuta umat?
Kita ambil satu contoh:
Di sebuah stasiun tivi swasta ada sebuah acara lumayan ‘menghibur’ yang membangkitkankan lagi kaum mama-mama ambisius dari tidurnya dan anak-anak mereka yang matanya tertutup kabut ‘fifteen minutes of fame’.
Trus mereka diminta ngikutin semua ketentuan dan kehendak dewan juri yang terhormat supaya bisa, menangin kontes itu.
Si mama berjuang sekuat tenaga, bantuin milihin outfit, nyemangatin, sampe marahin si anak yang dianggap kurang ekspresif.
Sementara si anak juga berjuang sekuat tenaga, meranin perannya sebaik mungkin.
Voila! Acara selesai!
Mama dan anak yang dianggap terbaik pun jadi pemenang dan dapet trophy kemenangannya.
Sampe rumah, apa yang terjadi?
Mama dan anak sama-sama senang,
si mama dapet pujian dari ibu-ibu satu RT dan si anak senang karena udah bisa nyalurin bakatnya.
Berarti dua-duanya sama-sama menang, gak ada masalah,
everybody’s happy.
Tapi gimana kalo seusai acara itu, si anak malah gak seneng sama sekali gara-gara jadi bahan ejekan satu sekolahan, atau gak bisa ngumpul lagi bareng temen-temennya gara-gara banyak show tak jelas?
Apa masih bisa dibilang menang?
Kalo gitu, definisi ‘menang’ dan ‘kalah’ emang sangat personal dan relatif.
Beda-beda buat tiap orang,
soalnya tentu aja ukuran dan tujuan masing-masing orang juga beda-beda.
Lo bisa banget nentuin definisi ‘kemenangan’ lo sendiri,
sesuai dengan ‘ukuran’ dan ‘tujuan’ yang lo punya dalam hidup lo.
Because of what?
Because this is your own bloody life, baby!
Jadi, ngapain juga mau diatur-atur dan terpengaruh sama definisi kemenangan dan kekalahan yang dibuat orang!
Make your own!
Soalnya itu yang paling bikin hati senang.
So really, you can make your own personal definition of winning and losing,
and those definitions could directly be applied by making choices of your life, now!
Kalo kata Des Ree,
"You’ll waste your time if you’re just giving score...",
So, mau menang, mau kalah, don't forget to enjoy your life...
Cheers!
__________
An article from PROVOKE! Magazine #11.
Singkat sih tapi gw mau kita semua mencoba mengerti dan mendalami makna dari artikel yang membahas tentang winning or losing ini.
Apa sih artinya menang buat kita masing-masing?
Apa coba artinya kalah buat diri kita sendiri-sendiri?
Contoh kasus itu seperti pertengkaran di antara sepasang kekasih;
pihak yang minta maaf kadang sering dianggap kalah oleh orang lain karena berarti mengakui kesalahannya dan tidak mencoba melakukan tindakan lain dibanding langsung meminta maaf.
Di sisi lain,
pihak yang meminta maaf dianggap telah menang karena mau mengakui kesalahannya dan jujur kepada pasangannya.
Lantas siapa yang benar?
Kita yang melakukan sesuatu itu lah yang bisa menentukan kekalahan dan kemenangan kita;
semua itu relatif dan bagaimana kita memandang suatu hal itu menjadi pendapat kita untuk berbagai hal ke depannya.
Enggak ada yang mau menjadi loser dan mungkin semua lebih tertarik dengan kata winner,
tapi bagaimana menjadi winner dan konteks kita tentang winner itu tergantung kita masing-masing juga toh?
So, what do you think about winning and losing?
Singkat sih tapi gw mau kita semua mencoba mengerti dan mendalami makna dari artikel yang membahas tentang winning or losing ini.
Apa sih artinya menang buat kita masing-masing?
Apa coba artinya kalah buat diri kita sendiri-sendiri?
Contoh kasus itu seperti pertengkaran di antara sepasang kekasih;
pihak yang minta maaf kadang sering dianggap kalah oleh orang lain karena berarti mengakui kesalahannya dan tidak mencoba melakukan tindakan lain dibanding langsung meminta maaf.
Di sisi lain,
pihak yang meminta maaf dianggap telah menang karena mau mengakui kesalahannya dan jujur kepada pasangannya.
Lantas siapa yang benar?
Kita yang melakukan sesuatu itu lah yang bisa menentukan kekalahan dan kemenangan kita;
semua itu relatif dan bagaimana kita memandang suatu hal itu menjadi pendapat kita untuk berbagai hal ke depannya.
Enggak ada yang mau menjadi loser dan mungkin semua lebih tertarik dengan kata winner,
tapi bagaimana menjadi winner dan konteks kita tentang winner itu tergantung kita masing-masing juga toh?
So, what do you think about winning and losing?
+Lyrics of the day+
I'll Never give up, never give in
Never let a ray of doubt slip in
And if i fall, I'll never fail
I'll just get up and try again,
Never lose hope, never lose faith
There's much too much at stake,
Upon myself i must depend,
I'm not looking for place or share, I'm gonna win
(Win by Brian McKnight)
0 issues:
Post a Comment