Ministry of Zero

#7. Membandingkan pria dengan yang lain atau dengan dirinya di masa lalu:
"Dulu kau penyayang,"
atau "Tak satu pun orang yang pernah kencan denganku melakukan itu."
Sebaliknya, Anda harus menghargai apa yang dia lakukan:
"Aku suka kalau kau..."

#8. Memulai suatu percekcokan untuk mengekspresikan perasaan yang sudah terakumulasi:
"Kau tidak pernah membantu,"
atau "Kau selalu meninggalkan piring kotor di tempat cuci piring."
Lakukanlah Obrolan Venus.

#9. Terus-menerus bicara tanpa memberi kesempatan pada pasangan untuk mengungkapkan pendapatnya.
Ini jelas perilaku Venus yang lepas kendali.

#10. Mengharapkan pasangan untuk membuat Anda bahagia, bukannya bertanggung jawab terhadap kebahagiaan diri sendiri:
"Well, itu tidak membuat perasaanku lebih baik."
Sebaliknya, seharusnya Anda terdorong untuk menolong diri sendiri:
"Kurasa sebaiknya aku olahraga treadmill supaya rileks..."

#11. Mengungkapkan resistensi dengan perasaan:
"Sepertinya kau..." atau "Kau membuatku merasa..."
Responlah dengan merangkum kata-katanya, "Jadi kau bilang..."

#12. Mengungkit persoalan masa lalu untuk menegaskan sesuatu:
"Beginilah yang aku rasa kalau kau..."
Jangan mencemari perbedaan pendapat dengan memori yang menyakitkan sebagai penohok.

#13. Tidak sudi memaafkan sebelum dia berubah, meminta maaf atau cukup lama menderita.
Memahami kebutuhan pasangan semestinya akan membantu Anda bersikap baik dalam menyayangi.
Menunggu sampai pasangan berubah sebelum Anda mau membuka hati hanya akan mempersulit pasangan untuk berubah ke arah yang positif.
Membuka hati lalu meminta apa yang Anda inginkan akan jauh lebih efektif daripada menunggu dengan pasif terjadinya perubahan pada pasangan.

#14. Menuntut, bukan mengekspresikan preferensi.
"Kau harus melakukannya seperti ini,"
atau "Seharusnya kau tidak melakukannya seperti itu."
Sebaliknya, ungkapkan hal yang sama sebagai suatu preferensi:
"Aku lebih suka kau melakukannya seperti ini,"
atau "Cara ini lebih pas untukku. Kau bisa melakukannya seperti itu, kan?"