Dua orang anak yang bernama Wai dan Hao diberi tugas yang sama oleh orang tua mereka.
Keduanya diberi tugas untuk mendaki salah satu gunung di utara dengan hanya dibekali sebuah peta dan sebotol air.
Ketika perjalanan mereka dimulai,
Wai bertanya dalam hatinya, "Kenapa aku harus menyelesaikan tugas ini?"
Sementara Hao berpikir dalam hati, "Bagaimana aku harus menyelesaikan tugas ini?"
Kala perjalanan mereka terhenti di sebuah hutan,
mereka berhenti sejenak untuk beristirahat dan memutuskan mencari buah untuk bekal makan serta kayu untuk membuat api.
Wai mengeluh dalam pikirannya, "Kenapa aku harus susah payah mencari semua ini?"
Namun Hao memutar otaknya, "Bagaimana aku harus mencari semua ini hingga cukup bagi kami?"
Saat malam menjelang, angin dingin menyebabkan mereka semakin kedinginan.
Wai menghela nafas dengan sebal, "Kenapa cuaca harus sedingin ini kalau malam?"
Hao justru berpikir, "Bagaimana caranya agar kami tidak kedinginan seperti ini ya?"
Lalu Hao pun menyalakan api unggun kembali.
Keesokan harinya, keduanya kembali melanjutkan perjalanan dan mereka dihadang oleh beberapa perampok.
Wai gemetar ketakutan dan berpikir, "Kenapa harus kami yang diserang oleh perampok2 ini?"
Dan Hao berusaha mencari ide, "Bagaimana caranya kami lolos dari perampok2 ini?"
Hao menarik tangan Wai dan lari secepat mungkin dari perampok2 itu dan ternyata mereka berhasil mengelabui para perampok.
Tak lama setelahnya, mereka mencapai tujuan mereka.
Keduanya pun mulai mendaki namun ketika hampir tiba di puncak,
Wai tergelincir dan Hao segera menyelamatkannya,
menyebabkan Hao pun terjatuh dan segera ditolong Wai yang memegang tangannya.
"Kenapa harus jatuh?" pikir Wai lelah.
"Bagaimana aku harus menyelamatkan diri?" Hao melihat sekitar dan melihat akar tumbuhan yang kuat dan meminta bantuan Wai.
Akhirnya mereka berada di puncak dan bertemu dengan seorang kakek tua yang sudah menduga kedatangan mereka.
"Kalian datang ke sini dengan susah payah,
tapi sesungguhnya tidak ada yang kau dapatkan di sini;
kalian dapatkan sesuatu dari perjalanan yang kalian lalui hingga tiba di sini,"
ujar sang kakek.
"Kenapa ayah dan ibu membuat kami susah payah ke sini?" cemooh Wai kesal.
"Bagaimana kami bisa berterima kasih pada ayah dan ibu yang telah memberikan kami pelajaran dari perjalanan ini?" tanya Hao ramah.
Wai dan Hao bertukar pandang;
betapa berbedanya cara pandang mereka berdua.
Sang kakek tua tersenyum simpul,
"Kembalilah dan bertanyalah kepada diri kalian sendiri."
Betapa dua kata kenapa dan bagaimana punya makna yang berbeda.
Gw cuma mampu menggambarkan dua sudut pandang yang berbeda,
gw yakin masih banyak orang yang berpikiran berbeda kalau menghadapi masalah yang sama.
Sebenarnya gw bermaksud menggambarkan betapa orang yang hanya mengeluh dan berpikir itu berbeda.
Pada akhir cerita, mereka berdua sama2 mencapai tujuan mereka,
tapi apa yang mereka "dapat"kan di akhir cerita berbeda.
"Apa" yang mereka "dapat"kan mungkin berbeda2 dalam pikiran orang,
tp y kalau gw klarifikasikan sih,
Wai berpikir kalau mereka hanya mendapatkan kesulitan dan masalah sekaligus buang2 waktu;
Hao berpikir kalau mereka diberi kesempatan untuk mengenal dunia luar dengan kemampuan dan perjuangan mereka sendiri.
Gw sendiri berpendapat kalau kita melakukan segala sesuatu dengan gk mengeluh,
rasanya jauh lebih baik khan?
Memulai tugas tanpa mengeluh,
Menjalani tugas tanpa merasa terbebani,
Mengakhiri tugas pun tidak akan terasa sia-sia. =)
+Lyrics of the day+
arifureta kodoku de ii
tada kizutsukeau kurai nara
tozashita kokoro no sukima koboreochisou na kanashimi
kotoba yori mo zutto saki ni koe no nukumori ga tsutawatteiku
mukiau bokura no kono kyori o taisetsu ni omou yo
(Word of the Voice by Flow)
ありふれた孤独でいい
ただ傷つけ合うくらいなら
閉ざした心の隙間こぼれ落ちそうな悲しみ
言葉よりもずっと先に声の温もりが伝わっていく
向き合う 僕らのこの距離を大切に思うよ
(Word of the Voice by Flow)
Loneliness in a good commonplace
However, the damage of each other is like a spill of the space
A crack shut your mind and sadness seems to fall
I think these distances of us who are opposite where getting warm of
The voice are transmitted from the word for a long time previously to be important
Gw cuma mampu menggambarkan dua sudut pandang yang berbeda,
gw yakin masih banyak orang yang berpikiran berbeda kalau menghadapi masalah yang sama.
Sebenarnya gw bermaksud menggambarkan betapa orang yang hanya mengeluh dan berpikir itu berbeda.
Pada akhir cerita, mereka berdua sama2 mencapai tujuan mereka,
tapi apa yang mereka "dapat"kan di akhir cerita berbeda.
"Apa" yang mereka "dapat"kan mungkin berbeda2 dalam pikiran orang,
tp y kalau gw klarifikasikan sih,
Wai berpikir kalau mereka hanya mendapatkan kesulitan dan masalah sekaligus buang2 waktu;
Hao berpikir kalau mereka diberi kesempatan untuk mengenal dunia luar dengan kemampuan dan perjuangan mereka sendiri.
Gw sendiri berpendapat kalau kita melakukan segala sesuatu dengan gk mengeluh,
rasanya jauh lebih baik khan?
Memulai tugas tanpa mengeluh,
Menjalani tugas tanpa merasa terbebani,
Mengakhiri tugas pun tidak akan terasa sia-sia. =)
+Lyrics of the day+
arifureta kodoku de ii
tada kizutsukeau kurai nara
tozashita kokoro no sukima koboreochisou na kanashimi
kotoba yori mo zutto saki ni koe no nukumori ga tsutawatteiku
mukiau bokura no kono kyori o taisetsu ni omou yo
(Word of the Voice by Flow)
ありふれた孤独でいい
ただ傷つけ合うくらいなら
閉ざした心の隙間こぼれ落ちそうな悲しみ
言葉よりもずっと先に声の温もりが伝わっていく
向き合う 僕らのこの距離を大切に思うよ
(Word of the Voice by Flow)
Loneliness in a good commonplace
However, the damage of each other is like a spill of the space
A crack shut your mind and sadness seems to fall
I think these distances of us who are opposite where getting warm of
The voice are transmitted from the word for a long time previously to be important
0 issues:
Post a Comment