Forgive Someone Else Truthfully
"Elly, kemarin kamu tidak mendapat hadiah apapun dari pacarmu kan?" tanya Clara mendesak.
"Iya," jawab Elly singkat.
"Pacarmu menyebalkan sekali. Kalau aku pasti sudah langsung kuputuskan!" Clara berkata.
"Ia minta maaf padaku pagi ini. Ia bilang ia harus membayar biaya sekolah adiknya dan seharian kemarin ia mencari pekerjaan untuk biaya adiknya tersebut, itulah alasan ia tidak memberikan ucapan selamat ulang tahun juga kepadaku kemarin.
Aku tidak marah kepadanya, apalagi sampai emosi untuk memutuskan dia. Ia memberiku penjelasan yang baik dan ia mengucapkan kata maaf padaku hingga berkali-kali," tutur Elly.
"Kamu selalu begini," keluh Clara. "Minggu lalu Adam juga membuat pakaianmu kotor karena cat, tapi kamu sama sekali tidak marah padanya."
"Adam minta maaf padaku, Clara," kata Elly lembut.
Clara tidak menjawab apa-apa lagi.
Bagian kedua dari cerita gw yg akhirnya gw post juga hari ini,
walau amat singkat sih y... (Maaf y, lain x ceritanya gw bikin lebih panjang lagi kok...)
Setelah topik bersyukur di bagian THANKFUL,
topik gw kali ini adalah memaafkan untuk bagian FORGIVER.
Jujur ajah, dulu di benak gw hanya ada pikiran bahwa orang yang meminta maaf itu kalah,
tapi pikiran itu langsung gw ubah menjadi orang yang mau meminta maaf itu orang yang berani.
Seiring waktu,
gw sadar bahwa bukan hanya pihak yang perlu meminta maaf saja yang kesulitan mengucapkan kata maaf,
tapi pihak yang perlu memaafkan juga sulit untuk memaafkan.
Mungkin tidak selalu begitu,
tapi pasti ada yang pernah menghadapi situasi di mana rasanya begitu berat dan sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain,
kondisi di mana kita ingin memarahi orang itu hingga batas akhir dan akhirnya tidak memaafkan dia.
Ketika seseorang meminta maaf, gw akan memaafkan mereka.
Mereka telah memiliki keberanian untuk mengakui kesalahan mereka,
jadi ketika itu, gw diberi kesempatan untuk menunjukkan keberanian untuk memaafkan orang lain.
Kita tidak bisa terus menyalahkan seseorang seolah kita tidak pernah berbuat kesalahan;
bukalah pikiran dan hati kita untuk memaafkan kesalahan orang,
sekadar mengucapkan kata memaafkan mungkin mudah,
karenanya kita harus mencoba memaafkan dengan tulus dan sepenuh hati mengucapkannya.
Ada suatu kali gw rasanya ingin marah ke seseorang,
gw berpikir ulang dan menginstropeksi diri gw:
apakah gw tidak pernah berbuat kesalahan seperti dia?
apakah gw berhak tidak memberikan dia pengampunan setelah dia minta maaf?
Setelahnya gw akan bilang, "Udh enggak apa-apa kok. Tenang saja."
Atau "Y sudahlah, enggak apa-apa kok. Tapi lain kali jangan begitu lagi y."
Karena gw punya kebiasaan selalu mengalokasikan diri gw di pihak lain sebelum melakukan sesuatu,
untuk hal ini pun gw sama.
Seandainya ada orang yang minta maaf ke kita tapi tidak kita maafkan namun justru kita sambut dengan caci maki,
bagaimana sih perasaannya?
Bayangkan seandainya kita yang berada di posisi dia,
mengumpulkan keberanian untuk minta maaf,
namun malah dibalas dengan kemarahan yang meledak.
Menjadi seorang pemaaf itu gk ada salahnya kok. =)
walau amat singkat sih y... (Maaf y, lain x ceritanya gw bikin lebih panjang lagi kok...)
Setelah topik bersyukur di bagian THANKFUL,
topik gw kali ini adalah memaafkan untuk bagian FORGIVER.
Jujur ajah, dulu di benak gw hanya ada pikiran bahwa orang yang meminta maaf itu kalah,
tapi pikiran itu langsung gw ubah menjadi orang yang mau meminta maaf itu orang yang berani.
Seiring waktu,
gw sadar bahwa bukan hanya pihak yang perlu meminta maaf saja yang kesulitan mengucapkan kata maaf,
tapi pihak yang perlu memaafkan juga sulit untuk memaafkan.
Mungkin tidak selalu begitu,
tapi pasti ada yang pernah menghadapi situasi di mana rasanya begitu berat dan sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain,
kondisi di mana kita ingin memarahi orang itu hingga batas akhir dan akhirnya tidak memaafkan dia.
Ketika seseorang meminta maaf, gw akan memaafkan mereka.
Mereka telah memiliki keberanian untuk mengakui kesalahan mereka,
jadi ketika itu, gw diberi kesempatan untuk menunjukkan keberanian untuk memaafkan orang lain.
Kita tidak bisa terus menyalahkan seseorang seolah kita tidak pernah berbuat kesalahan;
bukalah pikiran dan hati kita untuk memaafkan kesalahan orang,
sekadar mengucapkan kata memaafkan mungkin mudah,
karenanya kita harus mencoba memaafkan dengan tulus dan sepenuh hati mengucapkannya.
Ada suatu kali gw rasanya ingin marah ke seseorang,
gw berpikir ulang dan menginstropeksi diri gw:
apakah gw tidak pernah berbuat kesalahan seperti dia?
apakah gw berhak tidak memberikan dia pengampunan setelah dia minta maaf?
Setelahnya gw akan bilang, "Udh enggak apa-apa kok. Tenang saja."
Atau "Y sudahlah, enggak apa-apa kok. Tapi lain kali jangan begitu lagi y."
Karena gw punya kebiasaan selalu mengalokasikan diri gw di pihak lain sebelum melakukan sesuatu,
untuk hal ini pun gw sama.
Seandainya ada orang yang minta maaf ke kita tapi tidak kita maafkan namun justru kita sambut dengan caci maki,
bagaimana sih perasaannya?
Bayangkan seandainya kita yang berada di posisi dia,
mengumpulkan keberanian untuk minta maaf,
namun malah dibalas dengan kemarahan yang meledak.
Menjadi seorang pemaaf itu gk ada salahnya kok. =)
+Lyrics of the day+
もしも今すべてがうまくなんて いかない 負けそうになる時だって
瞳を閉じれば 心から 世界が 見えてくる
In this world when life can be so tough
You must be strong
Just believe in yourself and don't you fear
So open up your mind and close your eyes
Take another look from the other side
星の命なら永いけど
いつまでま同じこの日々が くりがえすわけじゃない
明日は誰にも見えない
(Open Up Your Mind by Mirai)
Even when it seems that nothing can go right
and you want to just give up,
if you close your eyes,
you can see the world from your heart.
In this world when life can be so tough
You must be strong
Just believe in yourself and don't you fear
So open up your mind and close your eyes
Take another look from the other side
The stars may live for a long time, but that doesn't mean
that the same days will repeat over and over forever.
No one can see into tomorrow.
0 issues:
Post a Comment